Tuesday, 20 July 2010
Budidaya Ayam Kampung Organik
Fenomena Ayam Organik di Indonesia
Indonesia di masa kini, mulai sering dijumpai bahan makanan ber label ‘Organik’, mulai dari sayur, buah, dan yang terbanyak adalah beras. Namun, banyaknya produk yang berlabel organic ini, tidak dibarengi dengan dukungan pemerintah dalam hal informasi yang jelas, apalagi masalah sertifikasi .
Yang lebih jauh dari perhatian masyarakat adalah Ayam Organik. Mungkin ayam organic masih terdengar asing saat ini, namun sudah ada beberapa pemain yang mensupply ayam organic, atau yang mengaku ayam organic di pasaran terutama Jakarta.
Diantaranya adalah Probio Chicken, dibawah bendera PT. Pronic Indonesia. Probio Chicken adalah Ayam Berkualitas Organik, karena pemeliharaannya tidak lagi menggunakan antibiotik, tetapi probiotik dan herbal. Namun PT. Pronic tidak mengatakan bahwa produknya adalah Ayam Organik, tetapi “Berkualitas Organik”
Beberapa pemain lain, mengaku produknya sebagai Ayam Organik yang dengan jelas-jelas memasang merek Ayam Organik pada labelnya, walaupun tidak didukung dengan sertifikasi apapun.
Standar Kualifikasi Organik
Menurut Standar Internasional, Daging Organik harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
o Berasal dari Bibit yang ditetaskan atau dilahirkan dari induk yang dipelihara secara organik
o Selama pemeliharaan dan pembesaran, samasekali tidak menggunakan bahan-bahan kimia dalam bentuk apapun.
o Pemberian pakan menggunakan bahan-bahan alami tanpa imbuhan kimia
o Pengkondisian kandang tidak menggunakan bahan-bahan kimia.
o Dipotong dan dibersihkan tidak menggunakan bahan-bahan kimia, dan menggunakan air yang terjamin kebersihan dan kandungannya.
Di Indonesia, kriteria organik ini masih jauh dari standard kriteria yang diberikan. Terutama pada daging ayam, karena bibit atau DOC bukan berasal dari indukan yang organik, dan pakannya juga menggunakan pakan yang berasal dari bahan-bahan ytang non organik. Belum lagi standar pembersihan dan pemotongannya.
Belum lama ini, Team kerja dari Pronic Indonesia bekerjasama dengan Greenline Care, sedang mengembangkan proyek ayam lokal yang dipelihara secara tradisional, dimana ayam diberi pakan sisa-sisa sayur organik dan dedak dari beras organik. Sedangkan di minumnya diberikan probiotik dan herbal. Pemeliharaan juga menggunakan pemanas alami yang hemat energi. Sedangkan pengkondisian kandangnya diberikan Probiotik pengontrol dekomposisi.
Rencananya setelah penembangan selesai, akan dicoba dipasarkan secara komersial, dimana pembersihan dan pemotongannya menggunakan standar pemotongan Probio Chicken yang memang sudah bebas bahan kimia dan cemaran logam.
Menuju Standar Organik Murni
Pengembangan ayam berstandar organik memang tidak mudah untuk dicapai. Di satu sisi, masyarakat awam pun belum benar-benar memahami mengenai apa itu ayam organik, sedangkan untuk memelihara dan mendapatkan hasil daging ayam berkualitas organik tidak mudah dan membutuhkan biaya ekstra.
Masih dibutuhkan waktu untuk memperkenalkan kepada masyarakat luas, mengenai perbedaan, benefit dan pada akhirnya selisih harga yang timbul sebagai konsekuensi kualitas organik yang diberikan.
Dibutuhkan tanggungjawab yang penuh dari para pemain organik khususnya ayam organik di Indonesia, untuk dapat memberikan kualitas kesehatan yang terbaik dan dapat dipercaya. Sehingga mereka bukan hanya mengejar untung, tetapi lebih melihat usaha ini sebagai jalan untuk mencapai visi misi menyehatkan Bangsa Indonesia.
Christopher Emille Jayanata, Ir
Labels:
Peternakan Ayam
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment